Motivasi (PSIKOLOGI PENDIDIKAN)
Hello Good Reader's..
Welcome back to my blablabla blog.. 😆😆
Hari ini aku bakalan bahas masalah MOTIVASI melalui cara pandang Psikologi Pendidikan.
Jadi bahasan kali ini tuh usefull banget buat kamu yang mau jadi orangtua atau guru yang baik buat menghadapi anak-anak yang butuh banget motivasi penuh selama masa tumbuh kembangnya.. asekkk😊😊
check this out..👇👇
Motivasi berasal dari kata “motif”
yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.
Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi kesiapsiagaan. Adapun menurtut Mc. Donald (dalam sadirman.
1986), motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adannya
tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan
oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi yakni
motivasi ini mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan.
Gimana?? Berrmanfaat banget kan..
Mohon maaf jika ada kesalahan kata.
Stay Tune Teruss yaa
Terimakasih..😍😍😍😍
Welcome back to my blablabla blog.. 😆😆
Hari ini aku bakalan bahas masalah MOTIVASI melalui cara pandang Psikologi Pendidikan.
Jadi bahasan kali ini tuh usefull banget buat kamu yang mau jadi orangtua atau guru yang baik buat menghadapi anak-anak yang butuh banget motivasi penuh selama masa tumbuh kembangnya.. asekkk😊😊
check this out..👇👇
MOTIVASI
Defenisi Motivasi
Dalam
kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak
di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah
kegiatan belajar, sehingga diharapkkan tujuan dapat tercapai. Motivasi sangat
diperlukan di dalam kegiatan belajar, tidak akan mungkin melakukan aktifitas
belajar.
Fungsi Motivasi
Secara
garis besar Oemar Hamalik (1992) menjelaskan ada tiga fungsi motivasi, yaitu:
1. Mendorong
manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan
energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
langkah penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan
arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi
perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang
serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Stategi Menumbuhkan Motivasi Belajar
Pembelajaran tidak akan bermakna jika para siswa tidak termotivasi untuk
belajar. Dengan demikian, guru wajib berupaya sekeras mungkin untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa. Secara khusus guru perlu melakukan
berbagai upaya secara nyata untuk meningkatkan motivasi belajar siswanya.
Ada
beberapa strategi yang dapat dikembangkan dalam upaya untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran, berikut ini:
1. Menjelaskan
tujuan belajar ke siswa. Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih
dahulu menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pembelajaran yang
akan dicapai oleh siswa.
2. Hadiah.
Berilah hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat
mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Disamping itu, siswa yang belum
berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengajar siswa yang berprestasi.
3.
Saingan/Kompetisi. Guru berusaha mengadakan persaingan di antara
siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil
prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4. Pujian. Tentunya
pujian yang bersifat membangun.
5. Hukuman.
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar.
Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan
berusaha memacu motivasi belajarnya.
6. Membangkitkan
dorongan kepada siswa untuk belajar. Stateginya adalah dengan memberikan
perhatian maksimal ke siswa.
7. Membentuk
kebiasaan belajar yang baik.
8. Membantu
kesulitan belajar siswa secara individual maupun kelompok.
9. Menggunakan
metode bervariasi.
10. Menggunakan media
yang baik,
Macam-macam motivasi :
1. Motivasi
intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada
paksaan dorongan orang lain. Motivasi ini sering disebut “motivasi murni”, atau
motivasi yang sebenarnya, yang timbul dari siswa, misalnya keinginan untuk
mendapatkan keterampilan tertentu, mengembangkan sikap untuk berhasil, dan
sebagainya.
2. Motivasi
ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain
sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu.
Faktor dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi belajar yang berasal dari siswa yang sedang belajar. Faktor-faktor
ini meliputi:
- Fisiologi, meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indra. Anak yang segar jasmaninya akan lebih mudah proses belajarnya. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi,kondisi panca indra yang baik akan memudahkan anak dalam proses belajar.
- Kondisi psikologis, yaitu beberapa faktor psikologis utama yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif.
Dari
kondisi psikologis diantaranya, yang pertama faktor kecerdasan yang dibawa
individu mempengaruhi belajar siswa, Semakin individu itu mempunyai tingkat
kecerdasan tinggi, maka belajar yang dilakukannya akan semakin mudah dan cepat.
Sebaliknya semakin individu itu memiliki tingkat kecerdasan rendah, maka
belajarnya akan lambat dan mengalami kesulitan belajar. Kedua faktor Bakat,
individu satu dengan lainnya tidak sama, sehingga menimbulkan belajarnya pun
berbeda. Bakat merupakan kemampuan awal anak yang dibawa sejak lahir. Ketiga
faktor Minat, minat individu merupakan ketertarikan individu terhadap sesuatu.
Minat belajar siswa yang tinggi menyebabkan belajar siswa lebih mudah dan
cepat. Keempat faktor Motivasi, motivasi
belajar antara siswa yang satu dengan siswa lainnya tidaklah sama. Adapun pengertian motivasi belajar adalah
”Sesuatu yang menyebabkan kegiatan belajar terwujud”. Motivasi belajar
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: cita-cita siswa, kemampuan
belajar siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan, unsur-unsur dinamis dalam
belajar dan upaya guru membelajarkan siswa. Kelima faktor emosi, emosi
merupakan kondisi psikologi (ilmu jiwa) individu untuk melakukan kegiatan,
dalam hal ini adalah untuk belajar. Kondisi psikologis siswa yang mempengaruhi
belajar antara lain: perasaan senang, kemarahan, kejengkelan, kecemasan dan
lain-lain. Keenam faktor kognitif, Kemampuan kognitif siswa yang mempengaruhi
belajar mulai dari aspek pengamatan, perhatian, ingatan, dan daya pikir siswa
Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar
siswa yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, meliputi:
a. Lingkungan
alami yaitu faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar misalnya keadaan
udara, cuaca, waktu, tempat atau gedungnya, alat-alat yang dipakai untuk
belajar seperti alat-alat pelajaran.
b. Lingkungan
sosial di sini adalah manusia atau sesama manusia, baik manusia itu ada
(kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir. Kehadiran orang lain pada waktu
sedang belajar, sering kali mengganggu aktivitas belajar. Dalam lingkungan
sosial yang mempengaruhi belajar siswa ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
(1) lingkungan sosial siswa di rumah yang meliputi seluruh anggota keluarga
yang terdiri atas: ayah, ibu, kakak atau adik serta anggota keluarga lainnya,
(2) lingkungan sosial siswa di sekolah yaitu: teman sebaya, teman lain kelas,
guru, kepala sekolah serta karyawan lainnya, dan (3) lingkungan sosial dalam
masyarakat yang terdiri atas seluruh anggota masyarakat.
Teori dan Prinsip-prinsi Motivasi
Wlodkowski
(dalam Suciati, 2001:52) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, serta yang memberi arah dan
ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Sementara Ames dan Ames
(Suciati, 2001) menjelaskan motivasi sebagai perspektif yang dimiliki seseorang
mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya. Menurut definisi ini, konsep diri
yang positif akan menjadi motor penggerak bagi kemauan seseorang.
Dalam proses
belajar, motivasi seseorang tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah patah
untuk mencapai sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi juga
ditunjukkan melalui intensitas unjuk kerja dalam melakukan suatu tugas.
McClelland menunjukkan bahwa motivasi berprestasi (achievement motivation)
mempunyai kontribusi sampai 64 persen terhadap prestasi belajar.
Dari berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller (1983)
telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran, yang disebut sebagai model ARCS, yaitu:
1. Attention
(Perhatian)
Perhatian
peserta didik muncul karena didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa
ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan, sehingga peserta didik akan memberikan
perhatian selama proses pembelajaran. Rasa ingin tahu tersebut dapat dirangsang
melalui elemen-elemen yang baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, kontradiktif
atau kompleks.
Apabila
elemen-elemen tersebut dimasukkan dalam rencana pembelajaran, hal ini dapat
menstimulus rasa ingin tahu peserta didik. Namun, perlu diperhatikan agar tidak
memberikan stimulus yang berlebihan, untuk menjaga efektifitasnya.
2.
Relevance(Relevansi)
Relevansi
menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi
peserta didik. Motivasi peserta didik akan terpelihara apabila mereka
menganggap bahwa apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat
dan sesuai dengan nilai yang dipegang.
Kebutuhan
pribadi (basic need) dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu motif pribadi,
motif instrumental dan motif kultural. Motif nilai pribadi (personal motif
value), menurut McClelland mencakup tiga hal, yaitu (1) kebutuhan untuk
berprestasi (needs for achievement), (2) kebutuhan untuk berkuasa (needs for
power), dan (3) kebutuhan untuk berafiliasi(needs for affiliation).
Sementara
nilai yang bersifat instrumental, yaitu keberhasilan dalam mengerjakan suatu
tugas dianggapm sebagai langkah untuk mnecapai keberhasilan lebih lanjut.
Sedangkan niali kultural yaitu apabila tujuan yang ingin dicapai konsisten atau
sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelpmpok yang diacu peserta didik,
seperti orang tua, teman, dan sebagainya.
Sementara
nilai yang bersifat instrumental, yaitu keberhasilan dalam mengerjakan suatu
tugas dianggapm sebagai langkah untuk mnecapai keberhasilan lebih lanjut.
Sedangkan niali kultural yaitu apabila tujuan yang ingin dicapai konsisten atau
sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelpmpok yang diacu peserta didik,
seperti orang tua, teman, dan sebagainya.
3. Confidence
(Percaya diri)
Merasa
diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara
positif dengan lingkungan. Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa
motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil.
Harapan ini seringkali dipengaruhi oleh pengalaman sukses di masa lampau.
Motivasi dapat memberikan ketekunan untuk membawa keberhasilan (prestasi), dan selanjutnya
pengalaman sukses tersebut akan memotivasi untuk mengerjakan tugas berikutnya.
4. Satisfaction
(Kepuasan)
Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan.
Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima,
baik yang berasal dari dalam maupun luar individu. Untuk meningkatkan dan
memelihara motivasi peserta didik, dapat menggunakan pemberian penguatan
(reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan.Gimana?? Berrmanfaat banget kan..
Mohon maaf jika ada kesalahan kata.
Stay Tune Teruss yaa
Terimakasih..😍😍😍😍
1 komentar:
Posting Komentar